My Photo
Name:
Location: Bdg, Bgr, Jawa Barat, Indonesia

Posted At Sunday, September 03, 2006

Tulus
Ketika kita mencintai orang lain, cinta dalam bentuk apa pun, pernah kah kita tidak egois? Maksud saya, misal dalam kasus cinta antara lawan jenis, seringkali cinta yang kita berikan tidak sepenuhnya tulus. Bahkan jika kita merasa benar-benar tulus sekalipun. Kita seringkali lupa bahwa dalam cinta yang kita berikan, ada sebuah 'harapan' agar cinta kita berbalas. Karena itulah, saya selalu berpendapat bahwa, hampir-hampir sulit ditemukan cinta yang 100% tulus. Cinta kita kepada Allah, karena ada imbalan surga. Cinta orang tua kepada anaknya, ada imbalan pahala. Terlebih-lebih cinta kita kepada kekasih kita. Ada harapan-harapan yang kita inginkan ketika kita mencintai orang lain.

Terserah bagaimana cinta itu diartikan dan dimanifestasikan kepada orang yang kita cintai. Tapi, kita sering kali melupakan hal yang sangat penting dalam sebuah hubungan cinta. Do'a. Kapan terakhir kita mendo'akan orang-orang yang kita cintai? Orang Tua, adik, kakak, sahabat, guru, kekasih bahkan musuh dan orang yang kita benci atau pun membenci kita sekalipun. Masih ingatkah? Jika sudah lupa, tidak ada salahnya kita memulai untuk mendo'akan mereka.

Sayangnya, dalam berdo'a pun, kita selalu saja egois. Berapa persen sih do'a dan harapan yang kita minta kepada Allah yang untuk diri kita? Hampir 100%, saya kira. Minta kebahagiaan, minta kekasih yang diinginkan, minta harta. Udah gitu, maksa pula. Pernahkah kita mendo'akan agar Allah memberikan jodoh yang terbaik untuk 'seseorang' yang kita cintai? Dan kita rela dan turut berbahagia jika Allah menentukan 'jodoh terbaik' untuk si 'dia' adalah bukan kita. Tidak pernah? Berarti cinta kita memang tidak tulus. Padahal, kita belum tentu orang yang 'terbaik' untuk dia. Sering kali do'a kita..."Ya, Allah, entah bagaimana caranya, yang penting dia jadi milikku..."..;)).."Ya, Allah, Engkaulah yang membolak-balikkan hati seseorang, balikan lah hatinya agar mencintaiku..."...dll..dll. Intinya, agar si dia jadi milik kita.

Dulu, saya pernah juga mendapatkan sebuah email dari seorang teman tentang anekdot do'a minta jodoh yang isinya benar-benar egois. "Ya, Allah, jadikanlah dia jodohku. Jika dia memang bukan jodohku, jangan jodohkan dia dengan siapa-siapa...". Saya lupa lagi, karena seingat saya isi email do'a nya lebih panjang. Saya hanya bisa tertawa membacanya. Tapi, sadar atau tidak sadar, kita sering juga berfikiran seperti itu.

Seringkali, ketika kita gagal dalam urusan cinta, kita beranggapan bahwa, mungkin, dia bukan yang terbaik. Kenapa kita tidak melihat kepada diri kita sendiri, dan tanyakan, jangan-jangan kita lah yang "tidak baik" untuk dia. Bisa jadi, kegagalan tersebut adalah karena memang kita yang bukan terbaik untuk dia. Bisa jadi, jika dia dengan kita, dia akan menderita. Kita mungkin akan bahagia mendapatkan dia, tapi dia mungkin tersiksa dengan kita. Dan percayalah, lebih menyakitkan mengetahui orang yang kita cintai tidak bahagia justru ketika bersama kita.

Saya pernah merasa sangat bahagia, justru ketika saya mendengar kabar bahwa orang yang pernah saya 'inginkan', menikah. Ketika itu, rasanya ada sebuah beban yang lepas. Begitu ringan. Dan saya sampai senyum-senyum sendiri di angkot, untung saja duduknya di depan. Kalau di belakang, entah apa pikiran orang lain terhadap saya. Dalam perjalanan pulang, yang saya pikirkan adalah justru 'nasib' saya sekarang lebih jelas. Dia, toh, sudah menjadi milik orang lain, dan saya, untuk apa menangisi kebahagiaan orang lain? Saat itu, belum pernah saya merasakan kemantapan hati seperti itu. Begitu optimis, tercerahkan. Hari-hari sebelumnya, tentu saja, begitu suram. Otak saya terpenjara oleh sebuah harapan yang tidak pasti. Tapi, dari situ, saya mendapat sebuah pelajaran bahwa ternyata adakalanya kebahagiaan itu datang menghampiri kita, pada saat kita berbesar hati untuk melepaskan sesuatu yang 'menurut kita' sangat berharga untuk kita. Kabar terakhir, dia sudah memiliki seorang anak. Alhamdulillah.

Untuk saya, yang sedang belajar mencintai secara tulus.
S3K3L04. 030906. 1630-1733.
Posted by Donny @ 8:36 PM

Ada 14 orang yang cuap-cuap :

At 04 September, 2006 00:37, Anonymous Anonymous said...

Yah. makanya ndak usah dipikirkan tentang si dia yang udah pergi. Ndak berpikir cara melupakan, tapi berpikirlah cara mencari pendamping berikutnya.

 

At 23 September, 2006 17:29, Anonymous Anonymous said...

wah, ini sepeti lanjutan dari tulisan di blog-ku neh "cinta diri vs cinta sejati" (bener ga sih?) :D

tul, mencintai dengan ikhlas alias tulus tu kadang susah, krn nafsu pribadi (egois, rasa ingin memiliki, dsb) kita turut bermain di sana.

ada satu nasehat yg selalu aku ingat: jangan pernah berharap pada manusia, karena kita akan kecewa. gantungkan harapan kita hanya pada Allah, maka niscaya kita tidak akan kecewa, termasuk urusan jodoh itu...

 

At 12 October, 2006 12:15, Anonymous Anonymous said...

Ktika berharap pada manusia yg ada hanya kecewa maka jadikanlah rasa"cinta" itu sbg pendewasaan diri dlm meraih Cinta yg hakiki..

 

At 02 November, 2007 16:17, Anonymous Anonymous said...

mie8rR The best blog you have!

 

At 03 November, 2007 00:39, Anonymous Anonymous said...

CjU7AW Good job!

 

At 03 November, 2007 01:29, Anonymous Anonymous said...

Thanks to author.

 

At 03 November, 2007 02:12, Anonymous Anonymous said...

Magnific!

 

At 03 November, 2007 03:17, Anonymous Anonymous said...

Good job!

 

At 03 November, 2007 04:19, Anonymous Anonymous said...

Please write anything else!

 

At 03 November, 2007 17:50, Anonymous Anonymous said...

Please write anything else!

 

At 03 November, 2007 22:29, Anonymous Anonymous said...

Wonderful blog.

 

At 03 November, 2007 23:30, Anonymous Anonymous said...

Thanks to author.

 

At 04 November, 2007 00:30, Anonymous Anonymous said...

Nice Article.

 

At 04 November, 2007 01:16, Anonymous Anonymous said...

Please write anything else!

 

Post a Comment

Copyright © 2006 Bom Bye
Design : Donny Reza