My Photo
Name:
Location: Bdg, Bgr, Jawa Barat, Indonesia

Posted At Wednesday, March 28, 2007

Seri Takdir III : Bencana dan Takdir Kolektif
Selalu muncul pertanyaan dalam benak setiap orang, apakah bencana alam dan kecelakaan-kecelakaan dalam dunia transportasi kita sudah direncanakan oleh Allah? Apakah bencana alam itu suatu ujian, rahmat ataukah suatu azab?

Mengenai bencana alam seperti tsunami, gunung meletus atau gempa bumi, bisa dikatakan saya memiliki pendapat yang 'mendua'. Menurut saya, bencana-bencana alam tersebut bisa jadi memang ujian yang sudah Allah rencanakan, atau juga sebagai azab terhadap manusia. Ada 2 pendapat yang bisa saya kemukakan mengenai bencana ini. Pertama, bencana alam sudah Allah tentukan kapan waktu terjadinya pada catatanNya, tidak peduli apakah pada saat itu manusia yang tertimpa bencana tersebut dalam keadaan 'baik-baik saja' dalam artian tidak bermaksiat kepada Allah atau memang sedang bermaksiat. Bencana yang seperti inilah yang menjadi ujian bagi manusia. Bagi orang-orang yang bersabar, ujian tersebut bisa berubah menjadi rahmat, sementara bagi yang tidak bersabar bisa jadi sebuah siksaan. Di sisi lain, kita bisa menggunakan frasa 'fenomena alam biasa' untuk kasus ini.

Pendapat kedua, bencana tersebut muncul sebagai teguran atau azab bagi manusia, artinya bencana tersebut muncul akibat manusia yang sudah terlalu bermaksiat, musyrik misalnya. Sederhananya begini, katakanlah dalam suatu desa, memiliki jumlah warga sebanyak 20 orang. Dari 20 orang tersebut, 15 orang sudah menjadi musyrik. Dalam catatanNya, misalnya, jika ada 16 orang yang musyrik, maka akan terjadi gempa yang memporakporandakan desa tersebut. Selama orang yang musyrik itu tidak bertambah menjadi 16, apalagi berkurang, maka gempa itu tidak akan pernah terjadi. Ini sesuai dengan salah satu hadits Rasulullah yang menyatakan bahwa suatu kaum terhindar dari azab karena ada salah seorang 'warga'nya yang mengagungkan nama Allah. Al-Quran juga memberikan beberapa contoh kaum yang memang Allah azab karena kesalahan mereka, itu artinya jika kaum-kaum itu tidak melakukan kesalahan tersebut, azab tersebut tidak akan pernah ada. Inilah yang saya sebut Takdir Kolektif.

Lalu bagaimana dengan kecelakaan semacam Adam Air dan Senopati? Seperti yang pernah saya tulis, segala sesuatu di dunia ini terikat dalam hukum sebab-akibat yang semuanya sudah diatur oleh Allah. Kehendak Allah bisa juga diartikan sebagai aturan Allah. Api padam oleh air atau kulit menjadi keriput ketika tua, itu adalah sebuah aturan, Allah sudah menentukan segalanya sesuai dengan ukuran. Karena itu, kasus-kasus kecelakaan pesawat, tenggelamnya kapal-kapal atau tergelincirnya kereta dari relnya, semuanya tunduk pada aturan ini. Disitulah peran Allah yang sesungguhnya, menentukan aturan tersebut. Allah tidak menenggelamkan kapal ataupun menggelincirkan kereta. Meskipun Allah bisa melakukan hal tersebut, tapi Allah tidak akan pernah melakukan hal tersebut. Kapal tenggelam pasti ada sebabnya, kereta tergelincir pasti ada sebabnya, dari sebab-sebab itulah manusia belajar untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan.

Oleh karena itu, saya berani mengatakan bahwa kecelakaan-kecelakaan yang terjadi sesungguhnya disebabkan oleh kesalahan-kesalahan manusia yang tidak memperhatikan aturan-aturan Allah. Kita tahu, kapasitas suatu kapal terbatas, tapi kita tetap memaksakan dengan memasukan beban yang melebihi kapasitas tersebut, maka wajar jika kapal tersebut tenggelam. Itu adalah aturan. Allah tidak menenggelamkannya, tapi aturan Allah lah yang menjadikan kapal tersebut tenggelam, kehendak Allah. Disinilah fungsi akal kita, untuk mengenal dan memahami bagaimana aturan Allah itu bekerja. Orang Jepang bisa membangun gedung yang tahan gempa karena menggunakan akal mereka, perahu bisa berlayar karena manusia menggunakan akalnya. Semua itu mengikuti aturan Allah, ketika aturan itu kita langgar, bisa dipastikan akan terjadi suatu masalah, entah itu kecelakaan atau hal-hal lain yang tidak kita harapkan.

Kasus banjir-banjir yang terjadi di Indonesia adalah contoh dari bencana yang diakibatkan oleh kesalahan manusia. Banjir bisa diantisipasi bahkan dihindari, tergantung usaha kita. Sebab-sebab suatu banjir kan bisa kita 'baca'. Saluran air yang mampat, kurang lebar atau kurang dalam. Banjir juga bisa kita hindari dengan membuat drainase yang baik misalnya, dengan tidak membuang sampah di aliran sungai sehingga tidak mampat. Jika usaha-usaha tersebut sudah optimal, saya kira banjir bisa kita hindari. Kecuali, jika terjadi hal-hal yang memang di luar kekuasaan manusia, seperti hujan selama seminggu tanpa henti sehingga menyebabkan debit air 'overload', sementara seluruh usaha untuk menghindari banjir sudah optimal, barulah kita bisa 'menyalahkan' alam. Berbeda dengan gempa bumi yang hanya bisa kita prediksi kedatangannya, meskipun usaha untuk meminimalisir kerugian dan kerusakan akibat gempa bumi tetap harus kita lakukan. Dalam urusan 'menaklukan' gempa, kita bisa belajar dari Jepang. Ingat, yang bisa kita lakukan adalah meminimalisir efek dari suatu bencana, bukan meniadakan efek tersebut, karena berbicara tentang fenomena alam, kita berbicara tentang kekuatan yang sulit untuk diprediksi dan berada di luar kekuasaan manusia. Hanya sebatas itulah yang bisa kita lakukan, namun apapun itu wajib dan layak untuk diusahakan.

Satu hal yang bisa saya simpulkan dari tulisan Seri Takdir ini adalah bahwa Allah mengajarkan manusia untuk selalu berusaha mendapatkan yang terbaik untuk dirinya. Kalau menggunakan istilah Andrea Hirata dalam Sang Pemimpi, kita tidak pernah bisa mendahului takdir. Kita berjalan bersamanya. Apa pun kondisi kita saat ini, kita masih bisa memperbaikinya. Kita masih bisa mengusahakannya. Tidak ada yang final sebelum mati. Ada berbagai macam pilihan, namun kita dituntut untuk selalu memilih yang terbaik.

Saya lebih suka mengatakan bahwa Allah sedang mendidik kita, Bangsa Indonesia, daripada menggunakan kata-kata ujian, azab atau siksaan. Sebagaimana halnya dalam sebuah pendidikan, ujian, hukuman atau peringatan adalah sesuatu yang lumrah. Sesuatau yang biasa. Namun, untuk bisa melewati sebuah jenjang pendidikan, kita harus melalui proses belajar yang panjang. Inilah yang harus kita lakukan, selalu belajar. Tidak hanya belajar dari kesalahan, tapi juga belajar dari keberhasilan orang lain (bangsa lain). Dalam setiap proses belajar satu hal yang menjadi pondasinya adalah membaca. Iqro! Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan!

S 3 K 3 L 0 4. 17 - 27 0307.

Labels: ,

Posted by Donny @ 3:38 PM

Ada 15 orang yang cuap-cuap :

At 29 March, 2007 09:58, Anonymous Anonymous said...

kang, sayang sekali kalo tulisan yang ini ngga pake referensi, minimal buku yang pernah akang baca, walau tidak adak kutipannya sama sekali. Sip!

 

At 30 March, 2007 22:36, Anonymous Anonymous said...

Itulah masalahnya...dalam tulisan ini, bisa dikatakan saya tidak menggunakan referensi tulisan manapun. Semuanya mengalir begitu saja. Terus terang saja, untuk urusa n takdir ini, hanya buku HAMKA yang judulnya "Pengajaran Agama Islam", kalau tidak salah, yang pernah saya baca. Selebihnya, saya hanya mengaitkan dan 'membaca' fenomena yang terjadi.

 

At 02 April, 2007 14:54, Blogger Fleurs said...

ehehehe.. bacanya kudu sambil ditemenin teh euy kang..
kumaha? damang kang?

mbak donna en mas isman itu dikenalkan Allah padaku lewat banyak cara.. eheheh

dan aku juga nulis blurb/endorsement untuk buku terbaru mbak donna; resep cinta.. gitu kang

 

At 02 November, 2007 11:13, Anonymous Anonymous said...

rEjmpf The best blog you have!

 

At 03 November, 2007 00:35, Anonymous Anonymous said...

VydDZ9 Please write anything else!

 

At 03 November, 2007 01:25, Anonymous Anonymous said...

Nice Article.

 

At 03 November, 2007 02:07, Anonymous Anonymous said...

actually, that's brilliant. Thank you. I'm going to pass that on to a couple of people.

 

At 03 November, 2007 03:12, Anonymous Anonymous said...

Good job!

 

At 03 November, 2007 04:15, Anonymous Anonymous said...

Wonderful blog.

 

At 03 November, 2007 17:45, Anonymous Anonymous said...

Wonderful blog.

 

At 03 November, 2007 22:24, Anonymous Anonymous said...

actually, that's brilliant. Thank you. I'm going to pass that on to a couple of people.

 

At 03 November, 2007 23:26, Anonymous Anonymous said...

Magnific!

 

At 04 November, 2007 00:26, Anonymous Anonymous said...

actually, that's brilliant. Thank you. I'm going to pass that on to a couple of people.

 

At 04 November, 2007 01:14, Anonymous Anonymous said...

Wonderful blog.

 

At 04 November, 2007 15:36, Anonymous Anonymous said...

fJoaLW write more, thanks.

 

Post a Comment

Copyright © 2006 Bom Bye
Design : Donny Reza