My Photo
Name:
Location: Bdg, Bgr, Jawa Barat, Indonesia

Posted At Friday, April 06, 2007

Ayat Favorit
Terinspirasi oleh komentar Lucky di blog-nya Warastuti, saya jadi ingin menulis tentang ayat favorit saya dalam Al-Quran. Dari sekira 6237 ayat dalam Al-Quran (bukan 6666! terakhir saya menghitung segitu, koreksi kalau salah), setiap orang (atau sebagian orang?) pastinya punya ayat-ayat dalam Al-Quran yang menjadi 'pegangan' atau favorit. Tujuan memfavoritkan suatu surat bukan dengan tujuan mengkultuskan suatu ayat, tapi biasanya ayat tersebut mempunyai kesan yang mendalam. Sehingga, setiap kali ayat tersebut terdengar atau terbaca, mampu menimbulkan atau memunculkan sisi emosional dan spiritual dalam dirinya, atau mampu 'menggetarkan' jiwa dan hatinya.

Salah seorang sahabat saya, Tiar, menjadikan ayat 5-6 dari Surat Alam Nasyrah sebagai ayat-ayat favoritnya. "...Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan..." Menurut Tiar, ayat tersebut bisa mengingatkannya untuk tetap optimis dalam menghadapi setiap masalah. Lebih jauh lagi, ayat tersebut bercerita tentang kehidupan yang kadang mudah, lebih sering sulitnya...;)) Saya sendiri menjadikan ayat tersebut sebagai opening atau hiasan pada skripsi saya, karena sepanjang saya mengerjakan skripsi, ayat itulah yang selalu teringat dalam pikiran saya. Hasilnya, Alhamdulillah, saya bisa tetap optimis dengan masalah-masalah yang terjadi sepanjang waktu mengerjakan skripsi.

Pada pemilu 2004, dalam sebuah acara talkshow, Amien Rais yang saat itu menjadi calon presiden, ditanya tentang motivasi dirinya untuk mencalonkan diri dari presiden. Beliau menjawab, salah satu yang menjadi motivatornya adalah beberapa ayat Al-Balad, yaitu dimulai dari : "...Maka tidakkah sebaiknya (dengan hartanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sulit? Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? yaitu melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, kepada anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir...(Al-Balad : 10-16)". Dengan ayat tersebut, Amien Rais bisa PD untuk mencalonkan diri jadi presiden.

Lantas apakah ayat favorit saya? Ada beberapa ayat yang menjadi favorit saya dan selama ini juga saya jadikan pegangan. Terpengaruh oleh Tiar, saya juga memang jadi memfavoritkan ayat 5-6 Alam Nasyrah. Pengalaman spiritual dengan ayat tersebut memang sangat saya rasakan ketika mengerjakan skripsi, seperti yang sudah saya jelaskan.

Ayat yang lebih dulu menjadi favorit saya adalah 4 ayat terakhir dari surat Al-Fajr. "Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hambaKu, dan masuklah ke dalam surga-Ku." Terus terang saja, sewaktu pertama kali membacanya, saya sempat merinding juga. Mengingat surat ini, selalu saja mengingatkan saya dengan kematian. Kalimat pada ayat-ayat tersebut adalah sambutan dari Allah kepada hambaNya, konon kalimat tersebut akan didengar oleh orang-orang yang beriman sesaat setelah kematiannya, hanya saja saya belum tahu sumber berita ini dari mana. Ayat tersebut selalu memotivasi saya untuk selalu menjadi orang yang lebih baik dari sekarang. Bisa dikatakan, mendapatkan 'sambutan' tersebut adalah sebuah obsesi dalam kematian saya nanti. Sebenarnya, itulah prestasi tertinggi setiap orang di akhir hidupnya.

Ayat selanjutnya menjadi favorit saya setelah ayat tersebut dibahas oleh Jeffrey Lang dalam bukunya Berjuang untuk Berserah (Struggling To Surrender). Ayat tersebut sudah sering kali terdengar atau dibaca oleh siapapun sebetulnya, hanya karena kita tidak pernah ingin tahu artinya, ayat-ayat tersebut seperti berlalu begitu saja tanpa makna. Ayat tersebut adalah ayat 1-3 dari surat Adh-Dhuha : "Demi waktu dhuha, dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada pula benci kepadamu."

Saat membaca paparan Lang dalam buku tersebut, hati saya benar-benar tergetar, merinding. Saya sering mendengar ayat tersebut, beberapa kali juga membaca artinya, namun tidak sampai menimbulkan efek seperti ketika membaca paparan Lang tersebut. Satu hal yang saya sadari ketika itu adalah bahwa meskipun saya sudah 2 kali menamatkan membaca arti dari seluruh ayat Al-Quran, namun saya tidak pernah benar-benar memberi perhatian khusus terhadap apa yang saya baca. Memang benar, membaca ayat Al-Quran perlu perenungan lebih mendalam, tidak bisa seperti membaca novel atau cerpen. Bahkan untuk ayat-ayat yang paling sederhana sekalipun.

Dari ayat tersebut saya memahami satu hal. Buat saya, ayat tersebut adalah sebuah jaminan dari Allah. Bahwa Dia tidak akan menelantarkan kita, bahwa Dia sudah menjamin kehidupan kita, bahwa Dia tidak membenci kita, bahwa Dia dekat dengan kita. Itu adalah kalimat cinta dari Allah, sumpah setia dari Allah. Bagaimana rasanya jika orang yang paling kita cintai mengatakan "saya tidak akan meninggalkan kamu, saya akan setia kepadamu, saya tidak akan menyia-nyiakan dirimu?" Kita pasti bahagia. Dan itulah yang sesungguhnya Allah lakukan terhadap hambaNya. Membahagiakan. Namun, kita tidak pernah sadar.

Maka, dengan berpegang kepada ayat ini saja, rasanya kita tidak perlu khawatir untuk menjalani hidup. Ada Allah yang menjaga kita, ada Dia yang melindungi kita. Dia tidak akan melanggar sumpah dan janjiNya. Masalahnya hanya satu, apakah kita yakin dan percaya dengan jaminan Allah itu? Lebih dari itu, apakah kita bisa yakin dan percaya untuk hidup dengan caraNya? Sejujurnya, kita lebih sering meragukanNya. Itulah sumber masalah yang sesungguhnya.

Saya bukan orang yang mudah menangis, meskipun mudah empati atau terharu. Saya tidak pernah bisa menangis ketika berdoa dan menyesali dosa-dosa saya seperti di sinetron-sinetron, atau bahkan seperti teman-teman saya yang lain. Namun, pernah suatu kali saya menangis ketika membacakan surat Adh-Dhuha dalam salah satu shalat saya, tangisan itu dimulai tepat pada saat membaca ayat "Tuhanmu tiada meninggalkanmu dan tiada pula benci kepadamu." Tentunya dengan versi bahasa Al-Qurannya. Anehnya, tangisan itu muncul dengan sendirinya. Dan setelah itu tidak pernah sekalipun saya menangis lagi setiap membaca surat tersebut. Sejujurnya, saya merindukan tangisan itu. Jika anda pernah merasakan tangisan seperti itu, mungkin anda juga akan merasakan kerinduan yang sama dengan saya. Ada kesadaran bahwa saya ternyata sangat lemah dan tidak memiliki apa pun, namun pada saat yang sama saya merasa yakin segalanya akan baik-baik saja. Entahlah. Mungkin karena pada saat itu saya sedikit menghayati arti dari ayat tersebut. Mungkin...

Ada satu ayat lagi yang menjadi favorit saya, yaitu At-Tahrim ayat 8. Secara keseluruhan berbicara tentang perintah tobat, namun yang menjadikan ayat ini sebagai favorit karena di dalamnya termuat sebuah do'a. Meskipun, alasan pertama saya memfavoritkan ayat ini lebih dikarenakan ada 'sesuatu' di dalam do'a tersebut yang tidak bisa dan tidak tepat saya ceritakan di sini. Namun, terlepas dari alasan apa pun, pada akhirnya do'a tersebut selalu saya lafalkan dalam setiap kesempatan saya berdo'a.

S 3 K 3 L 0 4. 02.45. 060407.

NB : Btw, ada yang menjadikan surat An-Nisa:3 sebagai ayat favorit nggak ya? Heuheuheu...

Labels: ,

Posted by Donny @ 10:27 PM

Ada 18 orang yang cuap-cuap :

At 09 April, 2007 08:57, Blogger Dini said...

Terima kasih, your posting really opens my heart... saya juga merindukan tangis itu, rasanya sudah lama sekali jiwa ini kosong :(

Salam kenal by the way :)

 

At 09 April, 2007 15:17, Blogger Lucky said...

an-nisa: 3 ayat favorit? ada, saya,saya! hehehe...
kalo saya di opening TA (skripsi): Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".(al-Isra: 24). ayat favorit lain: al-baqarah 286!

 

At 11 April, 2007 16:20, Anonymous Anonymous said...

@dian : Salam kenal juga, btw profilenya kok disable? Jadi nggak bisa dilihat deh blognya :(

@Lucky : Wah...Ayat yang bagus juga tuh, Al-Isra:24 kok lewat dari pengamatan gua ya? :-/

 

At 11 April, 2007 19:56, Anonymous Anonymous said...

Kalo aku gak punya ayat favorit.
Karena semua ayat di Al-Quran adalah favorit bagiku (*cie..)
Semuanya kan harus dipatuhi :)
btw, salam kenal ya...

 

At 11 April, 2007 19:58, Anonymous Anonymous said...

o ya..
tukeran link yuk :)

 

At 13 April, 2007 16:36, Anonymous Anonymous said...

tukeran link...? boleh...

 

At 17 April, 2007 13:30, Anonymous Anonymous said...

Tangisan spt itu sungguh sangat indah yah. Terlebih di keheningan malam sambil melafalkan ayat2 terakhir al baqarah. Duh..
Btw, blog sy skrg cuman ini. Yang lain2 sile dihapus sj ^_^

 

At 17 April, 2007 21:55, Blogger Donny said...

betul Uni, memang sangat indah. Makanya saya merasakan kerinduan itu :)
Baik Uni, yang lain akan saya hapus...;)

 

At 03 November, 2007 00:36, Anonymous Anonymous said...

YDP0Kf Wonderful blog.

 

At 03 November, 2007 01:26, Anonymous Anonymous said...

Magnific!

 

At 03 November, 2007 02:08, Anonymous Anonymous said...

Nice Article.

 

At 03 November, 2007 03:14, Anonymous Anonymous said...

Thanks to author.

 

At 03 November, 2007 04:14, Anonymous Anonymous said...

Good job!

 

At 03 November, 2007 17:46, Anonymous Anonymous said...

Wonderful blog.

 

At 03 November, 2007 22:25, Anonymous Anonymous said...

Thanks to author.

 

At 03 November, 2007 23:26, Anonymous Anonymous said...

Nice Article.

 

At 04 November, 2007 00:26, Anonymous Anonymous said...

Magnific!

 

At 04 November, 2007 01:14, Anonymous Anonymous said...

Magnific!

 

Post a Comment

Copyright © 2006 Bom Bye
Design : Donny Reza