Psycho Avatar

Posted At Wednesday, October 25, 2006

Ocehan Orang Sok Idealis

Hmm. Rasanya malas sekali. Setelah tidak lagi jadi orang kantoran a.k.a karyawan, memang saya lebih banyak memiliki waktu luang. Meskipun terkesan 'nganggur', tapi sebetulnya otak saya hampir-hampir tidak istirahat. Saya tenggelam dalam buku-buku, meskipun hanya beberapa halaman dalam sehari. Tenggelam dalam imajinasi saya untuk membangun web site pribadi yang - sampai sejauh ini - baru selesai 20%. Membaca peluang usaha di kota Bandung, eh...ralat!! Tapi, Cimahi dan Geger Kalong, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk selain dua tempat tersebut. Hasilnya...flu berat selama 3 hari! Bersin-bersin, badan panas, hidung meler dan puncaknya, sehari sebelum tulisan ini dibuat, sakit kepala yang amat sangat. Mungkin akibat udara kota Bandung yang saat ini cenderung ekstrim. Kalau siang, panas sekali...dan malam, dingin sekali! Imbasnya, rencana saya untuk i'tikaf juga gagal :( karena saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk istirahat pada 3 hari terakhir. Hanya saja, apa yang saya kerjakan kali ini, 'belum' menghasilkan uang, jika ukurannya adalah uang. Namun, jika ukurannya adalah non-materil, maka saya mendapatkan banyak hal dari apa yang saya kerjakan.

Saya masih dan akan selalu tidak setuju jika suatu pekerjaan hanya diukur dengan uang, meskipun uang memang bisa menjadi suatu bentuk penghargaan terhadap suatu pekerjaan. Meskipun terkesan suatu pembelaan dan pembenaran terhadap kondisi saya saat ini, tapi saya berfikir bahwa suatu pekerjaan belum tentu menghasilkan uang, dan orang-orang yang bekerja pun belum tentu menghasilkan uang. Benar, jika pekerjaan itu dilakukan di kantor atau perusahaan, pasti akan mendapatkan uang yang berupa gaji. Namun, bagi seorang penulis, misalnya...itu pun sebuah pekerjaan, tapi tidak setiap penulis bisa menghasilkan uang dari tulisannya. Contoh lain, pedagang, jika dalam sehari tidak ada pembeli, mereka tidak mendapatkan uang, bukan berarti mereka tidak bekerja. Sebuah contoh yang paling dekat dengan saya adalah apa yang ibu saya dan rekan bisnisnya lakukan. Sudah lebih dari setahun mereka bekerja, berjuang untuk bisa meng-goal-kan bisnis mereka, dan belum menghasilkan uang sepeserpun, bahkan mereka mengeluarkan uang sangat banyak, bahkan ayah saya sampai merelakan mobilnya dijual untuk mendanai usaha tersebut. Hanya satu hal yang menjadikan mereka tetap bertahan di bisnis itu sampai sekarang, keyakinan akan hasil yang lebih besar, cepat atau lambat. Bahkan jauh lebih banyak dari yang mereka kira, karena sampai saat ini, meskipun belum mendapatkan hasil dalam bentuk uang, mereka mendapatkan banyak sekali pelajaran tentang hidup. Tidak jarang mereka putus asa, kecewa, sedih, bahkan mereka pun menangis, jangan kira yang menangis hanya ibu saya, justru rekan-rekannya yang sebagian besar pria juga menangis. Karena itu, saya sangat menghargai orang-orang yang melihat segala sesuatu bukan dari apa yang dikerjakannya saat ini, tapi dari apa yang bisa dihasilkan di masa yang akan datang dari apa yang dikerjakannya saat ini. Hanya persoalan waktu saja, sebelum saatnya tiba, dan hasil tersebut bisa diraih. Mungkin seminggu, sebulan, setahun atau bertahun-tahun, bahkan seumur hidupnya tidak menghasilkan apapun, tapi tidak berarti seseorang gagal dalam pekerjaannya. Mungkin gagal dalam pandangan manusia, tapi tidak gagal dalam pandangan Allah.

Oleh karena itu, saya berpendapat, sudah seharusnya kita membuang jauh-jauh paradigma yang mengatakan bahwa suatu pekerjaan baru bisa dikatakan pekerjaan jika dikerjakan di suatu perusahaan dan menghasilkan uang banyak. Agar tidak terjadi lagi diskriminasi terhadap boss dan anak buah, manajer dan cleaning service, direktur dan tukang becak. Toh, mereka sama-sama bekerja, hanya perkara uang saja yang membedakannya. Sialnya, uang telah menjadi ukuran pembeda yang berada di urutan pertama, seolah-olah seluruh dunia mengatakan, "kalau tidak punya banyak uang, jangan harap kami akan mengakui anda...". :(

Bagi teman-teman yang belum tahu, perlu saya informasikan, tercatat per 1 Oktober 2006, saya sudah tidak lagi menjadi seorang karyawan di PT. easySoft Indonesia. Bukan karena saya dipecat atau di PHK, tapi resign alias mengundurkan diri. :D Ya, saya tahu kalau ada yang berpendapat saya bodoh, tolol, gila, nekad atau apalah. Di saat 'susah' nyari kerja seperti sekarang ini, keputusan tersebut memang bisa dikatakan sebuah keputusan tolol. Namun, hati saya mengatakan, itulah keputusan terbaik untuk saya. Bukan karena gaji yang kurang pantas, atau fasilitas yang kurang memadai, atau bermasalah dengan pekerjaan dan teman-teman kantor. Sejujurnya, saya mendapatkan segala-galanya di sana. Gaji yang memuaskan, untuk ukuran bujangan seperti saya. Fasilitas yang mencukupi, internet 24 jam, makan 2x sehari. Teman-teman yang baik, sangat baik...selama 9 bulan saya bekerja, belum pernah saya mendapati ada masalah antar personal, mungkin karena sifatnya yang kekeluargaan, disamping karena sebagai sesama programmer, jadi lebih saling memamahami. Sebab, kalau programmer sudah memiliki masalah, akan sulit untuk bisa tetap bekerja dengan "baik dan benar".

Lalu apa permasalahannya? Entah alasan ini masuk akal atau tidak, tapi yang jelas, setelah berusaha sekuat tenaga, saya tidak pernah bisa merasakan sebuah 'kenikmatan' dalam bekerja, sehingga saya mengerjakan segalanya dengan setengah hati. Buat saya, ini akan berbahaya, entah untuk perusahaan, teman-teman kerja dan terlebih untuk saya sendiri. Disamping itu, saya mulai merasakan kekeringan jiwa. Mungkin disebabkan karena aktivitas yang 'itu-itu saja' setiap hari, sehingga saya merasa terlalu banyak waktu yang terbuang hanya untuk aktivitas seperti itu. Terlepas dari itu semua, saya adalah orang yang berfikir bahwa kebebasan atau kemerdekaan adalah segala-galanya. Maka, ketika saya menjadi seorang karyawan kantoran, saya merasa tidak bebas dan tidak lagi merdeka. Saya sangat merasakan itu selama 9 bulan menjadi seorang karyawan. Kecuali, mungkin jika saya bekerja sebagai seorang fotografer untuk National Geographics, akan lain ceritanya. Badan saya memang di kantor, tapi hati dan pikiran saya mengawang-awang ke dunia lain yang hanya ada dalam bayangan saya...alah! :p Hal itu, saya pikir, mulai tidak 'menyehatkan' untuk saya. Perlu waktu satu bulan berfikir untuk mengambil keputusan tersebut, karena saya juga memikirkan apa saja yang akan saya lakukan setelah berhenti bekerja. Sesekali, muncul juga rasa takut, ragu dan khawatir dengan apa yang akan terjadi setelah tidak lagi bekerja. Namun, pada akhirnya, saya menguatkan tekad. Maka, keputusan sudah diambil dan...konsekuensi dan resikonya telah menanti saya di depan sana. Entah apa, yang jelas saya sudah siap dengan itu semua.

Maka, diputuskanlah untuk merencanakan membuka sebuah usaha. Dan alasan itu juga yang saya sampaikan ketika resign dari perusahaan, meskipun ketika keputusan resign tersebut diambil, rencana tersebut masih sangat mentah. Rencana tetaplah sebuah rencana, tapi jalan hidup ini ternyata sulit ditebak. Setelah dihadapkan dengan sebuah kenyataan, saat ini niat tersebut terancam tertunda, gara-gara ada masalah dengan tempat yang terlalu mahal dan modal yang saya miliki 'habis' dipinjam oleh dua orang teman saya untuk keperluan wisuda dan bayar rumah sakit karena orang tuanya terkena serangan jantung, dan belum bisa dilunasi dalam waktu dekat ini, maka mulai pusing lah saya...hehehe. Ditambah lagi dengan adanya keperluan di luar perkiraan saya, dan menghabiskan hampir seluruh sisa-sisa modal tersebut, makin pusing lah saya...Heu heu heu. Rencananya, saya dan teman saya akan membuka sebuah usaha Digital Printing yang sangat sederhana, tapi ternyata menghabiskan modal yang cukup besar juga :( Teman saya itu kenal dengan investor yang siap mendanai, saya juga sebetulnya punya 'calon' investor, tapi duitnya belum ada katanya...heu heu heu. Apapun yang terjadi, yang jelas, saya tetap akan terus berusaha untuk mewujudkan membuka usaha sendiri, usaha apa pun, yang penting halal, cepat atau lambat. Menjadi boss untuk diri sendiri...meskipun belum apa-apa saja sudah ditimpa cobaan semacam itu, dan langsung bingung :p. Akan tetapi, meskipun sesekali saya merasakan keraguan dan ketakutan, saya selalu yakin dan optimis dengan apa yang saya lakukan. Maka, inilah saya sekarang, seorang idealis pemimpi yang bodoh dan sedang kebingungan mewujudkan mimpi-mimpinya...Heu heu heu.

Wirausaha, meskipun bukan sebuah cita-cita, tetapi sudah lama menjadi sebuah obsesi yang saya simpan dalam-dalam. Berkali-kali saya 'memikirkan' untuk membuka usaha sejak lulus SMA, dari jualan teh botol di Gasibu, jualan Donat, buka rental komputer, buka usaha pembuatan software dan jasa mengetik, buka les private, jualan voucher...tapi selalu urung karena saya tidak memiliki keberanian. Saya masih takut bergerak sendirian, masih membutuhkan seorang mentor atau partner sebelum akhirnya berjalan sendiri. Bahkan, ternyata, dalam daftar "mimpi" jangka panjang saya, sebagian besar adalah segala hal yang berhubungan dengan wirausaha. Ingin punya rumah makan, toko buku, taman bacaan, sekolah gratis, panti asuhan, jadi penulis, pembicara di seminar-seminar...tidak satu pun impian saya tersebut yang "mengharuskan" saya menjadi seorang karyawan.

Orang pertama yang mendoktrin saya untuk berwirausaha adalah pelatih PMR saya ketika SMP, apa yang dia sarankan ketika itu sangat sesuai dengan jiwa saya yang sangat menyukai kebebasan. "Jangan jadi orang kantoran, tapi wirausaha saja, kamu akan jadi orang yang bebas...", katanya. Ayah saya adalah seorang pegawai kantoran sejati selama lebih dari 20 tahun, dan dari pekerjaannya itu, beliau menghidupi kami, keluarganya. Akan tetapi, justru karena ayah saya seperti itu, saya malah tidak tertarik untuk mengikuti jejak ayah saya yang karyawan kantoran. Beliau sangat berpengaruh terhadap saya, saking berpengaruhnya, apa-apa yang beliau suka, saya akan suka, apa-apa yang beliau tidak suka, saya pun tidak suka. Petuah-petuah bijaknya pun sangat mempengaruhi saya dalam bergaul dengan orang lain. Namun, khusus untuk 'status' karyawannya itu, saya ingin berbeda, meskipun saya sangat berterima kasih kepada beliau, karena dedikasinya tersebut, saya bisa jadi seperti sekarang ini. Suatu saat, saya akan menulis tentang ayah saya...:)

Orang kedua, dia adalah Onno W.Purbo, seorang pakar internet Indonesia yang merdeka. Setahu saya, "pekerjaan"-nya sekarang adalah menjadi "cowok panggilan"...alias siap dipanggil kapan pun untuk memberikan ceramah dalam seminar-seminar, asal waktunya memang cocok. Selain sebagai penulis, beliau juga seorang "aktifis" yang memilki kepedulian sangat tinggi terhadap nasib dunia internet di Indonesia. Saking idealisnya, beliau sampai mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai dosen ITB. Namun, karena mempertahankan idelismenya itu, beliau ternyata lebih maju, berkembang dan dapat memberikan banyak manfaat untuk dunia internet di Indonesia. Beliau memang tidak mempengaruhi saya secara langsung. Namun, karya nyata dan kebebasan beliau lah yang banyak mempengaruhi saya, sehingga saya sangat berkeinginan menjadi seperti atau bahkan lebih baik dari beliau.

KH. Abdullah Gymnastiar alias AA Gym, adalah orang selanjutnya yang mempengaruhi saya untuk berwirausaha. Saat saya mengikuti Diklat SSG-DT, beliau memang banyak memberikan pencerahan untuk menjadi seorang enterpreneur. Hal tersebut juga ditunjang dengan banyaknya teman-teman Diklat yang sudah lama menjadi seorang enterpreneur, dan sampai tahun-tahun berikutnya banyak saya temukan teman-teman lainnya yang mulai merintis usaha. Sementara saya, masih dalam ketakutan saya, sehingga tidak pernah benar-benar merealisasikan apa yang saya inginkan.

Bukan tanpa alasan saya ingin menjadi orang yang benar-benar bebas. Berdasarkan pengalaman, fakta dan sejarah yang saya pelajari, saya jarang mendapatkan orang-orang besar di Dunia ini adalah seorang karyawan kantoran. Lebih banyak orang-orang yang, meskipun secara finansial memang baik, tapi lebih dari itu adalah orang-orang yang memiliki idealisme tinggi. Karena idealismenya itu, jarang ada perusahaan yang bisa menerimanya, atau bisa juga orang-orang tersebut lebih memilih untuk tidak terikat dalam sebuah institusi bernama perusahaan. Dengan kebebasannya itu, mereka bisa berbuat banyak hal, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk keluarganya dan orang lain. Dan saat ini saya bener-bener ke-edan-an jadi orang seperti itu, maka mulailah saya jadi orang edan...sementara orang lain geleng-geleng kepala melihat 'ketololan' saya dalam mengambil sebuah keputusan, dan mungkin banyak yang berfikir..."walah, mas...skill dan duit pas-pasan kok punya banyak mimpi, dunia ini bisa sangat kejam sahabat...!!"...maka semakin 'edan' lah saya. Pada akhirnya, hanya ada 2 pilihan, saya benar-benar bisa membuktikan dan mewujudkan apa yang saya impikan, atau saya terbukti sebagai orang edan, yang tidak bisa membuktikan apa pun...

Dalam kepala saya, ada begitu banyak rencana-rencana. Saya berfikir, semakin banyak rencana, lebih baik meskipun hanya satu yang terealisasikan, daripada hanya memiliki satu rencana yang tidak terealisasikan. Ketika mengerjakan skripsi dulu, saya memiliki beberapa rencana untuk menghadapi saat-saat lulus kuliah. Rencana pertama, adalah menjadi dosen di almamater saya, 2 tahun kemudian melanjutkan ke S2, dan di sela-sela mengajar itu, tetep...bikin usaha. Rencana kedua, langsung buka usaha, dengan modal pas-pasan, usaha apa saja yang penting halal. Rencana ketiga, memasukan lamaran ke perusahaan-perusahaan, diterima di sebuah perusahaan, paling lama 3 tahun jadi karyawan, dari gaji yang didapat, saya tabungkan untuk persiapan menikah dan lagi-lagi...buka usaha. Rencana keempat, sambil nunggu panggilan lamaran, saya memperdalam lagi materi programming yang difokuskan kepada web programming dengan menggunakan PHP. Rencana kelima, langsung menikah dengan seorang wanita yang saya idamkan, meskipun belum dapat kerja, tapi nekad ngelamar, dengan resiko terburuk adalah diterima...:p Dan ada beberapa rencana yang saya sendiri lupa lagi, karena memang tidak pernah saya catat, hanya ada dalam kepala saja. Perjalanan hidup ternyata membawa saya untuk merealisasikan rencana ketiga terlebih dahulu. Saya tidak terlalu kecewa, karena masih dalam koridor apa yang saya rencanakan. Meskipun, ternyata, saya tidak merasa cocok jadi seorang karyawan. Rencana kelima merupakan rencana "penggembira", untuk jaga-jaga jika saya frustasi karena tidak satupun rencana satu sampai empat yang tercapai. Artinya, dalam pikiran saya, "yaah...kalau gk dapat-dapat kerja mah, dapet istri dulu atuh..."...dan jika rencana kelima pun gagal, maka makin lengkaplah rasa frustasi saya...jadi, kalau mau frustasi, sekalian aja...jangan tanggung-tanggung :p Namun, dari bermacam-macam rencana tersebut dan rencana-rencana selanjutnya, PNS tidak pernah ada dalam rencana saya, maka siapapun yang membaca ini, jangan pernah menyarankan saya untuk ikutan seleksi PNS!! Kecuali LIPI, karena saya sangat menyukai dunia penelitian. Kalau BUMN...hmm, masih bisa dipertimbangkan...:p Kalau jadi Guru PNS...? umm...mm...gimana ya? masih belum kepikiran...:p

Sekarang pun, saya memiliki beberapa rencana. Pertama, tetap sekuat tenaga merealisasikan membuka usaha. Dan dalam rencana pertama itu, ada beberapa rencana lagi. Kedua, mencoba kesempatan untuk menjadi dosen di alamamater saya, sambil tetap mencari peluang untuk merealisasikan rencana pertama. Ketiga, membuat website pribadi, sebagai bukti eksistensi saya di dunia cyber dan tetap 'sejalur' dengan jurusan kuliah saya, Teknik Informatika. Dengan adanya website pribadi, akan terbuka peluang lain, yaitu saya dapat orderan bikin website. Makanya, selain rencana pertama, saya pun saat ini sedang menggarap sebuah website pribadi yang benar-benar profesional, untuk saya jadikan portofolio. Juga sebagai awal bagi saya untuk terjun ke dunia web freelancer, seperti apa yang pernah saya inginkan dahulu, ketika awal-awal kuliah.

Saat ini, sebagian besar memang masih konsep. Dan apa yang saya kerjakan, lebih banyak melakukan uji coba, terutama dalam hal desain website. Meskipun sudah sejak lama saya belajar tentang web programming, tapi saya harus memulai segalanya dari awal lagi. Saya belajar lagi tentang HTML, XHTML, XML, Ajax, JavaScript, PHP, CSS dan segala hal yang berhubungan dengan pembuatan web site dan desain web, karena ternyata saya tertinggal cukup jauh. Dan inilah bagian yang terberatnya, belajar lagi, membutuhkan kesabaran dan konsistensi tingkat tinggi. Saya juga tertarik untuk membuat template-template blog dan website, dalam rangka meningkatkan skill saya dalam bidang desain web, dan ingin memiliki framework sendiri, karena selama ini saya tidak memiliki framework untuk program-program yang saya kerjakan. Dengan adanya template dan framework, akan lebih mudah membangun suatu program atau website. Sejalan dengan itu, saya berencana untuk mempelajari dan mendalami lagi LAMP (Linux, Apache, MySQL dan PHP), jaringan komputer dan internet. Hanya saja, untuk linux, saya masih mencari CD Installernya, karena punya saya dipinjam teman dan sampai saat ini sulit ditemui. Distro yang saya gunakan untuk belajar kemungkinan Redhat versi 9, atau slackware, atas anjuran teman sekantor saya dulu, atau distro lain yang memang direkomendasikan.

Rencana keempat, menikah...kali ini bukan sebagai "penggembira", tapi emang sudah benar-benar mendesak...:p. Ada beberapa "musuh" saya yang bisa menggagalkan semuanya, malas, ngantuk dan tidak konsisten serta tidak fokus pada apa yang sedang saya kerjakan. Jika ini bisa diatasi, saya yakin akan berhasil...makanya, menikah jadi kebutuhan yang sangat mendesak meskipun bukan prioritas utama...supaya ada yang ngasih semangat kalau lagi malas, supaya ada yang ngebangunin kalau kebanyakan tidur, supaya ada yang "ngelurusin" kalau sedang tidak konsisten dan tidak fokus, dan supaya ada yang "ngeguyur" saya pake air ketika saya kebanyakan berkhayal. Gitu!!! Heu heu heu...Dan satu lagi, jadi penulis, bikin cerpen dan novel, kirimkan ke penerbit, dicetak, best seller, terkenal, banyak duit dari royalti, dicetak berulang-ulang, semakin banyak royalti...dan akhirnya semua mimpi-mimpi saya terwujud. Akan tetapi, karena sampai saat ini saya masih belajar bikin novel dan cerpen, maka bisa saja terjadi seperti ini: saya frustasi karena novel dan cerpen saya tidak jadi terus, kalaupun jadi kurang bagus, dikirim ke penerbit, ditolak atau dicuekin atau dibuang ke tempat sampah atau dijadikan bungkus kacang, saya putus asa, degradasi mental...dan terbukti, jadi orang edan!! Heu heu heu...

Terakhir, cukup sudah saya menuliskan sebagian 'keedanan' ini...lama-lama saya jadi edan beneran!!! Dan siapapun yang membaca tulisan ini, hanya memiliki 2 pilihan...mendapatkan kabar bahwa saya 'survive', atau menjadi saksi bahwa semua yang saya tuliskan di atas hanyalah sebuah omong kosong, dan siapapun berhak memberikan cap 'orang edan' kepada saya. Namun, saya tidak akan begitu saja membiarkan siapapun yang membaca tulisan ini, dengan mudah apalagi tanpa halangan memberikan cap tersebut kepada saya. Karena saya akan berjuang untuk itu...halah!! MERDEKA!!

"Karena kemerdekaan ialah hak setiap orang. Dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan..."

Bandung, S3K3L04. 02.45. Sabtu. 211006. 28 Ramadhan 1427H.

NB : - Buat Neng Oci, jangan protes kalau tulisan ini ngelantur kemana-mana, sebab emang lagi ngelantur...:p
- Tulisan terlama yang saya bikin, 5 Jam.

Posted At Friday, October 13, 2006

Beginilah Seharusnya Peringatan untuk Perokok

Surat Terbuka untuk Perokok

Ketahuilah, jika impotensi, gangguan jantung, kanker dan berbagai macam penyakit tidak mengganggu pikiran kalian dan tidak membuat kalian takut merokok, maka bersiap-siaplah dengan apa yang mungkin kami lakukan terhadap kalian.

Sungguh, kami tidak peduli terhadap apa yang kalian lakukan dan akan kalian rasakan yang akan diakibatkan dari merokok. Kami hanya peduli satu hal, diri kami sendiri. Karena itu, hindari kami ketika kalian sangat ingin merokok.

Kami tahu, adalah hak kalian untuk merusak paru-paru kalian. Adalah hak kalian untuk menghambur-hamburkan uang kalian. Dan kami tetap tidak peduli akan itu semua.

Namun, ingatlah, kami juga punya hak untuk tidak menghisap ribuan partikel racun asap rokok yang tidak pernah kami inginkan. Kami memiliki hak untuk menikmati udara segar. Karena itu, jangan kaget jika merokok di depan kami kalian mungkin akan mendapatkan teguran, tamparan, pukulan, mungkin bahkan dilemparkan dari angkot atau kereta ekonomi yang sedang berjalan, atau mungkin mengguyur kalian dengan bensin ketika anda merokok. Itu hak kami!! Dan kami bisa sangat kejam. Bisa saja kalian kami culik, lalu kami masukan ke dalam karung, kami gantung di pohon dan kami pukuli ramai-ramai dengan pemukul bola kasti, raket tenis atau mungkin menusuk-nusuk kalian dengan garpu, pensil, tusuk sate dan bisa juga bambu runcing. Waahhh...!! Kami akan sangat menikmati setiap teriakan kalian, benar-benar menikmati...persis seperti kalian menikmati asap rokok ditengah-tengah penderitaan kami. Percayalah, kalian tidak akan mau ketika kami harus melakukannya.

Jangan protes jika kami menuntut kalian untuk dimasukkan ke dalam penjara. Ada peraturannya kok. Jangan lupa, setiap orang yang mencuri hak orang lain adalah pencuri, perampok, pengutil atau pencopet. Dan kalian telah mencuri udara segar dari kami, maka tidak ada bedanya kalian dengan para kriminal itu, dan sudah selayaknya kalian masuk penjara!!

Andaikan kalian benar-benar mengalami impotensi, gangguan jantung dan kanker gara-gara rokok, mungkin kami akan sangat bahagia sekali. Sayangnya, bukan hanya kalian yang beresiko mengalami itu, tapi kami jauh lebih beresiko. Bayangkan...!! Impotensi...??? Kalian bisa membuat kami gila memikirkan itu, percayalah!! Itu artinya sama saja kalian melarang kami menikmati hidup. Tidak ada hubungannya antara ke-keren-an dengan rokok. Namun, ketololan dengan rokok itu bersifat linear. Semakin banyak kalian merokok, semakin tolol kalian, dan mungkin semakin impotensi. Dooh, Impotensi...?? Saat ini saja kami sudah cukup gila membayangkannya.

Jika selama ini kami diam dan membiarkan, bukan berarti kami takut pada kalian. Kami bisa saja melakukan hal-hal yang tidak terpikirkan oleh kalian. Hanya saja, kami tidak ingin tampak bodoh, tidak punya etika dan tidak bertanggung jawab seperti kalian. Cukup kalian saja yang seperti itu. Ya, mungkin kami hanya bisa mengutuk dalam hati saja. Namun, kami yakin orang-orang teraniaya seperti kami sangat dekat dengan Tuhan, dan do'a kami akan lebih cepat dikabulkan. Maka, bersiap-siaplah kalian mengalami impotensi!! Karena itu kutukan yang selalu kami minta kepada Tuhan untuk kalian. Tidak perlu gangguan jantung atau kanker, terlalu berat bagi kalian, cukup impotensi saja. Itu sudah membuat kami puas dan bisa menertawakan kalian seumur hidup, cukup sebanding dengan apa yang kami rasakan, penderitaan menghirup asap rokok.

Karena itu...BERHENTILAH!! Sebelum kami mulai kehilangan kesabaran dan menghentikan kalian dengan cara-cara kami. Dan, percayalah, kalian tidak akan suka dengan apa yang bisa kami lakukan.

Bandung, 00:43, 20 Ramadhan 1427 H
Mewakili suara hati seluruh pembenci asap rokok. Ditulis dengan penuh kesadaran dan dari lubuk hati yang paling dalam.

Salam Cinta,


Donny Reza

Heu...heu...heu...:p

Copyright © 2006 Bom Bye
Design : Donny Reza