Psycho Avatar

Posted At Sunday, July 16, 2006

Tawaf
Aktivitas tawaf, ternyata bukan hanya milik orang-orang yang melakukan ibadah haji atau umrah saja. Kecenderungan untuk melakukan tawaf juga ternyata dilakukan oleh segala hal yang ada di alam semesta ini, termasuk manusia. Tawaf adalah kegiatan ibadah yang dilakukan dengan mengelilingi ka'bah pada saat Haji atau umrah, biasanya dilakukan sambil berdoa. Tidak sedikit yang pulang dari Haji atau umrah yang merindukan untuk melakukan tawaf. Bahkan ada juga yang menyesal karena tawaf yang dilakukan kurang banyak.

Suatu saat, saya sedang duduk di pinggir kolam yang ada di Masjid Al-Ukhuwwah, Balaikota Bandung. Tadinya, saya hanya ingin melepas lelah saja setelah melakukan jalan-jalan. Karena airnya cukup jernih, ikan-ikan yang ada di kolam tersebut bisa terlihat dengan jelas. Tidak terpikir apa pun selain melihat ikan-ikan tersebut. Menarik sekali saat saya memperhatikan ikan-ikan tersebut mengelilingi sebuah hiasan pancuran. Hanya saja, saya terusik dengan arah putaran ikan-ikan tersebut yang berlawanan dengan arah jaruh jam. Persis seperti arah tawaf. Tidak hanya saat itu saja. Di beberapa kesempatan, saya pun menyaksikan pemandangan yang sama di tempat lain.

Saat lain, ketika saya melepas lelah di pinggir arena setelah melakukan lari pagi, saya pun menyaksikan pemandangan yang sama. Hanya saja, kali ini yang melakukan adalah manusia. Kemudian, saya coba untuk memperhatikan orang-orang yang melakukan lari di berbagai tempat. Hampir seluruhnya berputar melawan arah jarum jam. Bahkan sebuah perlombaan Nascar pun, cenderung berputar melawan arah jarum jam. Saya pernah mencoba untuk berlari sesuai dengan arah jarum jam, tapi saya merasakan sesuatu yang "tidak biasa". Rasanya kurang nyaman saja. Saya yakin, tidak ada aturan yang mengharuskan arah putaran lari itu harus berlawanan arah jarum jam, tapi ternyata setiap orang cenderung untuk berlari berputar melawan arah jarum jam.

Tidak hanya itu saja. Bulan ternyata berputar mengeliling bumi melawan arah jarum jam, Bumi dan bulan mengelilingi matahari melawan arah jarum jam, planet-planet lain pun sama. Matahari dan planet-planetnya, mengelilingi pusat galaxy melawan arah jarum jam. Arah putaran elektron terhadap inti atom pun sama, melawan arah jarum jam. Arah pusaran air, dan juga angin tornado, jika saya perhatikan, memiliki kecenderungan yang sama, berputar melawan arah jarum jam. Bahkan, kedua tangan saya, ketika saya coba untuk membuat pusaran air dalam bak, cenderung memutar berlawanan dengan arah jarum jam. Juga ketika membuat suatu lingkaran, lebih nyaman membuat lingkaran dengan arah yang berlawanan dengan jarum jam.

Saya tidak tahu apakah itu suatu sunatullah, atau hanya kebetulan belaka. Tapi, jika itu adalah suatu sunatullah, maka pada dasarnya, setiap makhluk yang ada di muka bumi ini sedang melakukan ibadah, sama seperti tawaf. Ada filosofi tersendiri tentang konsep tawaf ini. Jam menunjukkan waktu, yang selalu maju...tidak pernah kembali...sementara Alam Semesta berputar berlawanan dengan arah jarum jam, arah waktu...itu artinya, sementara waktu terus maju, Alam ini seolah-olah melakukan hitungan mundur, seperti bom waktu yang akan meledak jika sudah mencapai angka 0. Dan alam semesta pun, akan "meledak" ketika waktunya berakhir, itulah kiamat.

Dipatiukur. 23.10. 160706.
Fun Jogging
Mau tahu cara lari/jogging yang baik, benar dan fun menurut saya...? Setelah puluhan kali melakukan jogging di beberapa tempat jogging, Sabuga, Gasibu (Bandung), Kebun Raya, Sempur dan Stadion Padjadjaran (Bogor) juga ketika jogging ketika SMA, saya menemukan teknik jogging yang nyaman dan efektif buat saya secara alami ketika SMA dulu. Jika pada awalnya saya tidak kuat lari, atau gampang capek, setelah beberapa kali bereksperimen dengan pernafasan juga dengn cara berlari, akhirnya saya bisa juga berlari sampai, untuk saat ini, setengah jam. Cuma setengah jam..? Ya, cuma segitu, soalnya kesanggupan lari tergantung seberapa sering latihan...sementara saya cuma berlari minimal seminggu sekali bahkan pernah cuma sebulan sekali. Tapi kalau dilatih secara rutin, teman saya pernah sampai 40 keliling lapangan Gasibu.

Pertama, buat nyaman diri kita! Pastikan kita tidak salah kostum ketika akan berlari...terutama cewek, kalau cowok sih biasanya cuek...pernah lihat cewek lari pagi pake Sepatu pesta..? Atau pake celana jins..? Atau berdandan seperti mau belanja...? Saya sering!! Dan dalam hati, saya sering juga "mengutuk"..."bade kamana atuh neng..? pesta ulang tahun mah sanes di lapangan..."..("mau kemana, neng...? pesta ulang tahun itu bukan di lapangan....")...Jangan memakai sepatu yang terlalu sempit! Dijamin, kaki kita bakalan lecet-lecet. Untuk cewek, jangan terlalu seksi deh, kecuali kalian mau jadi pusat perhatian, sebaiknya hindari pakaian yang seksi-seksi...karena apa? Idealnya, cowok itu, kalau lari lebih cepat daripada cewek, kalau ketika kalian lari, nggak ada yg menyusul kalian, mesti curiga, coba lihat ke belakang...mungkin cowok-cowok itu sedang bergerombol mengikuti kalian dan memperhatikan ke-seksi-an kalian....hihihi...

Kedua, pasang musik di telinga kita. Entah itu dari HP, MP3 Player, apa pun...asal jangan bawa radio ngikutin gaya anak-anak Hip-hop...bukan apa-apa, berat!! Sebelum lari, setting musik kita sesuai dengan kondisi jogging...jadi, yang semangat!! Selama lari, fokuskan pada musik...dengarkan, nyanyikan, kalau perlu praktekan...saran saya ketika lari, Lagu Sexy dari Kapten, cocok juga buat jadi pengiring ketika lari...kalau perlu ketika masuk reffrain..."Tangan di atas...goyangkan badan...semua teriak..."...Kita praktikan sambil lari!! Dijamin, kita dianggap gila...heu heu heu...hey, melihat orang lain jogging dengan pacar dan istrinya, sementara kita sendiri, udah bisa membuat kita gila...jadi, kagok gelo, sekalian aja....:p...Selain Lagu Sexy dari Kapten, Overture1928 dari Dream Theater, atau Maju tak Gentar...cocok juga...kalau yang doyan nasyid, mungkin lagu-lagu dari Shoutul Harokah atau Izzis bisa jiga dipakai...jangan pernah sekali-kali pasang lagu Tanpa Kekasihku-nya Agnes ketika kondisi seperti itu...makin nelangsa lo....!!! Apalagi pas bagian..."Apalah artinya hidup, tanpa kekasihku..."...wwaaaaahhh...jangan deh...baydewei, lagu itu kurang ajar banget ya..? coba perhatikan liriknya..."Dimanakah letak surga itu..? Biar kugantikan tempatmu denganku..."...Enak aja! Lu kira Surga gampang dapetinnya..? ..heu heu heu...

Atau, coba juga yang ini, ketika lari...rentangkan tangan kita, kemudian melarilah meliuk-liuk, dan keluarkan suara seperti pesawat terbang...ngeeeeeenngggggggg...:p...saya pernah nyoba, tapi tanpa..."ngeeengggg"...hehehehe...Asyik juga lo...

Cari lokasi lari yang kondusif untuk lari...dulu, lapangan sempur Bogor, masih kondusif sama seperti gasibu di Bandung, tapi saat ini sudah tidak lagi, lebih mirip pasar daripada lapangan olahraga...makanya, saya lebih memilih lari di Sabuga, meskipun harus bayar...selain itu, cantik-cantik loh...hehehehe...huss..ya, siapa tahu kan, ketemu jodoh di sana...? :p

Saat berlari, jangan bernafsu dengan berlari cepat-cepat, kalau begitu, nanti belum satu putaran sudah berhenti...pelan-pelan saja, yang penting konstan, disiplin...atur nafas juga agar bisa bernafas secara konstan ketika lari...kalau sejak awal nafas kita pendek-pendek, usahakan seperti itu terus sepanjang kita lari..kalau panjang-pendek...seperti itu...sekali lagi, konstan!! Biasanya, di putaran pertama, belum apa-apa kaki sudah terasa lemas...tapi, jangan berhenti, lanjutkan terus...sampai kita merasakan kondisi dimana rasa lemas itu hilang...rasa lemas itu akan muncul lagi, ketika kita memang sudah benar-benar kelelahan...maka, saat itulah saatnya kita berhenti berlari...Ngobrol ketika lari, tidak saya anjurkan, sebab saat itu nafas kita menjadi tidak stabil, biasanya malah bikin nafas kita sesak...

Setelah selesai berlari, jangan langsung duduk atau berhenti apalagi minum...saat itu, nafas kita sangat tidak stabil...jadi sebaiknya, jalan kaki dulu 1-2 putaran, pendinginan...sampai nafas kita terasa normal lagi...saya anjurkan musik-nya juga disesuaikan, sesuai dengan kondisi pendinginan...kalau saya biasanya pake musik2 instrumental, seperti lagu Wanita (Dewa Budjana), atau lagu instrumental Selamat Tidur, Sayang (Gigi)...apalagi dibagian akhirnya ada sedikit nada-nada Cicak di Dinding..."Jomblo jomblo nggak laku, jalan-jalan sendiri, datang seorang cewek...plak...langsung digampar!!"..(nyanyiin pake nada cicak di dinding)...hihihii...

Sebetulnya, alasan saya menyarankan untuk fokus pada musik, karena dengan fokus pada musik, bisa mengalihkan perhatian dari rasa lelah...saya sering kali lupa dengan kondisi lelah tersebut ketika berlari...karena saya sambil menyanyi juga...bahkan kadang-kadang tangan saya mengikuti nada-nada dari gitar atau keyboard pada lagu yang terdengar...pernah juga, langkah kaki saya disesuaikan dengan ketukan drum...asyik deh, kalau buat saya sihhh...nggak tau juga kalau orang lain...Tidak terasa, 6 - 7 lagu berdurasi 5 menit bisa selesai...tapi, ketika kondisi kita sudah sangat lelah..biasanya kita juga tersadar kembali, bahwa sudah saatnya untuk berhenti. Maka, berhentilah....

--------------------------------------
"Sudah, berhenti...sudah cukup..."
"Tidak, aku masih bisa berlari...satu putaran lagi...ayo, jangan menyerah..."

"Ini sudah satu putaran, saatnya berhenti..."
"Tidak, satu putaran lagi saja...aku masih sanggup kok..."

"Sudah satu putaran lagi...jangan paksa aku lagi...aku sudah lelah..."
"Ayolah, hanya satu putaran lagi....ok?"
"Baiklah, satu putaran lagi...."

"Cukup, ini putaran terakhir...aku sudah tidak sanggup lagi...sudah saatnya kita berhenti..."
"Hmmm...Baiklah, meskipun sebenarnya aku masih ingin berlari..."
"Aku tahu, tapi aku sudah tidak sanggup lagi untuk berlari terus...ada saatnya kita harus berhenti..."


Hanya lintasan-lintasan "pembicaraan" dalam hati ketika berlari...
--------------------------------------
S3K3L04. 20:37. 160706.

Posted At Saturday, July 15, 2006

Carpe Diem
´Carpe diem, seize the day´
I´ll always remember
The chill of November
The news of the fall
The sounds in the hall
The clock on the wall ticking away
´Seize the Day´
I heard him say
Life will not always be this way

Look around
Hear the sounds
Cherish your life
while you´re still around

"Gather ye rosebuds while ye may, [Sample is James Waterston from ]
Old Time is still a-flying; [the film "Dead Poet´s Society". ]
And this same flower that smiles today, [From the poem "To The Virgins, To]
Tomorrow will be dying." [Make Much Of Time" by Robert Herrick. ]

We can learn from the past
But those days are gone
We can hope for the future
But there might not be one
The words stuck in my mind
alive from what I´ve learned
I have to seize the day
To home I returned
Preparing for her flight
I held with all my might
Fearing my deepest fright
She walked into the night
She turned for one last look
She looked me in the eye
I said, ´I Love You...Good-bye´

"It´s the most awful thing you´ll [Various samples mainly John]
ever hear." [Voight from the film "Table For ]
"If you´re lying to me..." [Five", some are from the film ]
"Oh, you dearly love her." ["Dead Poet´s Society". ]
"...just have to leave... all our lives."
"Seize the day!"
"Something happened."
"Gather ye rosebuds while ye may."
"She was killed."

Taken From : Carpe Diem, Dream Theater

Dipati Ukur. 150706. 20:03.
Silent

Dalam diam, aku berfikir...
Dalam hening, aku bekerja...
Dalam sunyi, aku beraksi...
Dalam keramaian, aku terlupakan...

Dipati Ukur. 150706.

Help, I'm Falling, I'm crawling. Can't keep away from its clutch. Can't have it, this habit. It's calling me back to my Home...(Mike Portnoy, Dream Theater)

Posted At Monday, July 10, 2006

Things that disturbing my Mind
  1. Kenapa sih, masjid-masjid, terutama yang deket2 kantor gua, hanya di buka pas waktu-waktu shalat aja...? padahal kan masjid tuh harusnya buka 24 jam...Di deket kantor gua parah memang, masa setelah shalat jama'ah, pintunya di tutup lagi...? Lha, yang telat jadi pada shalat di emperan-nya, nggak asyik banget!!! Kayak bioskop aja deh...
  2. Seminggu terakhir, gua baca-baca detik.com, yang mengganggu gua adalah, sosok Barrack Obama yang sering diberitakan. Dia adalah kandidat calon presiden dari Partai Demokrat Amerika. Jadi topik utama, cuma karena pernah sekolah di Jakarta, itu pun waktu SD aja. Ah, dasar, kita hanya bisa bangga sebatas itu aja...emang ngaruhnya ke apa ya...? Gua jadi pengen tahu, kalau dia jadi Presiden Amerika mendatang, kira-kira masih memperbudak Indonesia nggak yah....? Atau jangan-jangan dia hanya mengingat sekolah di Jakarta sebagai "masa lalu yang kelam"..?...well, just wait and see.....
  3. Sebetulnya, gua nggak suka ber-suudzan kepada orang lain, tapi kenapa ya pikiran-pikiran itu masih berkecamuk..? Mungkin karena gua takut "dikhianati". Well, i believe in you, my Friend...!!
  4. Jalan-jalan ke toko buku, yang membuat gua sedih adalah kenapa buku-buku bermutu, terutama yang sejarah Islam, kebanyakan di tulis oleh orang-orang di luar Islam...dan mahal-mahal pula...pada kemana ya orang-orang Islam teh...?
  5. Rindu sekali dengan internet murah-meriah nan cepat...kapan ya kita bisa menikmati akses internet 24 jam tanpa bikin pusing kepala karena takut tagihan membengkak....
  6. Hmmm...apalagi yah..? Sok, naon deui atuh...?
  7. Kalau kita memang ngaku negara demokrasi, kenapa juga harus mempertanyakan perda Syariat...? Dan kenapa harus merasa nggak enak dengan minoritas...? dimana-mana juga minoritas mah harus ngikutin mayoritas atuh...namanya juga demokrasi...gimana sih? Belajar lagi geura tentang demokrasi yang memang "kalian" agung-agungkan.
  8. Sewaktu jalan-jalan ke Festival Komputer Indonesia, gua kok malah jadi bingung sendiri ya...sebenernya, itu pameran komputer n cellular atau pameran SPG (Sales Promotion Girls) sih...? Kok yang lebih "menonjol"-nya malah SPG-nya..? Tiap sudut, pasti aja nemu SPG dengan rok di atas paha dan pakaian sebatas dada...waaaahhhhh...oopppssss...well, Girls, kalian nggak sadar ya kalau kalian cuma jadi "barang dagangan" dan buat "cuci mata"..?...kasian... Andai kalian tahu apa yang ada dipikiran setiap lelaki....(lho..lho..lho...emang apa gitu..?)...ya, itu...komputer...heu heu heu....:p

P4D74D74124N Avenue. 080706.21:33.

Posted At Sunday, July 02, 2006

Takdir : Jodoh, Rezeki dan Kematian
Epilogue
Sebelum membaca keseluruhan tulisan ini, saya ingatkan bahwa tulisan ini mungkin agak panjang, dan mungkin akan bikin mikir-mikir juga...mungkin loh...hehehe...soalnya, saya juga bikinnya mikir habis-habisan. Harap dipahami bahwa tulisan berikut ini bukan untuk menyesatkan orang lain...(serem amat, pake menyesatkan segala...)...tapi, tulisan ini hanya gambaran dari pemahaman saya terhadap Tema yang saya angkat. Pemahaman berdasarkan perenungan dan pemikiran yang selama ini saya lakukan, jadi selama hayat masih dikandung badan, tentunya akan selalu berubah jika memang ada koreksi atau informasi yang lebih kuat dan lebih benar. Selamat membaca...(mode PD : on)...:D
--------------------------------------------------------------------------------------

Tentang Takdir

Konsep takdir, selalu menjadi perdebatan dan pertanyaan banyak orang. Belakangan ini, saya cukup banyak menemukan pertanyaan atau pun diskusi-diskusi tentang takdir. Bagi Umat Islam, Takdir merupakan bagian daripada Aqidah, karena merupakan bagian daripada Iman terhadap Qadla dan Qadar, dimana kata Takdir ini merupakan kata yang berasal dari Qadar. Karenanya, pemahaman tentang takdir ini sangat penting bagi seorang muslim. Sebab, pemahaman akan takdir ini akan menentukan arah dan sikap seorang muslim terhadap berbagai hal yang terjadi selama hidupnya. Karenanya, banyak juga ulama-ulama yang membahas konsep takdir ini dalam buku yang mereka buat.

Mengenai takdir ini, terdapat 3 golongan yang memahaminya secara berbeda. Golongan pertama, yang berpendapat bahwa manusia itu tidak bebas sama sekali, apa yang kita lakukan, sudah ditentukan oleh ALLAH. Golongan yang kedua, berpendapat bahwa kita sangat bebas, apa pun yang kita lakukan, tidak ada campur tangan Tuhan sama sekali. Dan golongan terakhir yang berpendapat bahwa apa pun yang kita lakukan semuanya ada dalam aturan-aturan Allah, ada campur tangan Allah, tapi kita pun memiliki pilihan untuk melakukan sesuatu.

Saya sendiri, jauh sebelum mengenal konsep takdir, memiliki pemahaman tersendiri berdasarkan hasil berfikir dan merenung. Dalam buku Pengajaran Agama Islam karya HAMKA, disebutkan bahwa arti Qadla itu adalah aturan, sedangkan Qadar adalah ukuran. Jauh sebelum membaca buku tersebut, saya berfikir bahwa segala hal yang ada di muka bumi ini, tunduk pada hukum sebab-akibat. Buat saya, pemahaman terhadap Qadla dan Qadar itu sederhana saja. Apapun yang terjadi di bumi ini, pasti ada sebabnya, bahkan kematian, rezeki dan jodoh pun tunduk pada hukum ini. Dalam buku tersebut juga dikatakan bahwa hukum sebab-akibat ini lah yang kemudian disebut dengan Sunatullah. Dalam ajaran Islam, segala yang ada di muka bumi ini mengikuti Sunnatullah, aturan Allah. Itulah Qadla. Sedangkan Qadar adalah ukuran dari aturan-aturan tersebut. Besar-kecil (ukuran) usaha atau ikhtiar dalam mengikuti aturan tersebut akan menentukan hasil, karenanya hasil dari usaha inilah yang disebut dengan takdir.

Saya tidak pernah berfikir bahwa Allah mengatur kehidupan manusia ini seperti kita memainkan catur. Tidak seperti itu. Karenanya, saya tidak setuju dengan golongan yang pertama. Buat saya, campur tangan Allah itu ada pada aturan-aturan yang Dia buat. Dan kita, sebagai manusia, ada dalam aturan-aturan tersebut, sehingga kita pun tidak bebas sama sekali dari campur tangan Allah. Karenanya, saya pun tidak sepakat dengan golongan yang kedua. Lalu, aturan yang seperti apa kah yang sudah Allah tentukan ? Segala macam aturan. Tidak hanya tentang aturan bagaimana hidup yang benar, tapi juga aturan-aturan terhadap alam semesta. Umur, mati, sehat, sakit, tua, rusak, itulah aturan-aturan Allah.

Contoh sederhananya begini, kita tahu, semakin tua umur suatu tali, akan semakin lapuk dan kemampuan untuk mengangkat dan menahan bebannya pun akan semakin berkurang, inilah Qadla. Katakanlah, jika dulu tali tersebut sanggup menahan berat 200 Kg selama berjam-jam, maka sekarang tali tersebut hanya mampu menahan beban seberat 50 Kg, itupun kurang dari 2 jam, inilah Qadar. Masalahnya adalah, kita tidak pernah tahu berapa beban yang sanggup tali tersebut tahan dan berapa lama, yang kita tahu, bahwa tali tersebut sudah tua dan lapuk. Karenanya, jika ingin selamat dari kecelakaan, ketika mengangkat benda dengan tali, atau ketika kita bergelantungan dengan tali, adalah dengan menghindari penggunaan tali yang tua tersebut. Kita tidak bisa menantang aturan Allah dengan nekat menggunakan tali tersebut dengan beban melebihi kemampuan tali. Karenanya, ketika kita nekat menggunakan tali tersebut, kemudian kita celaka, tidak bisa kita mengatakan,"Ini adalah ujian dari Allah...", tidak seperti itu. Karena, Allah sudah memberikan kepada manusia akal untuk digunakan memahami aturan-aturan Allah tersebut, jika kemudian kita menentang akal kita sendiri, dan kemudian terjadi kecelakaan, itu akibat kelakuan kita sendiri. Bukan karena Allah yang melakukan. Karenanya, kita harus intorspeksi, tidak bisa kita menyalahkan Allah. Takdir kita celaka, karena perbuatan kita sendiri. Allah sudah tentukan Qadar pada tiap aturan tersebut. Karenanya, kita harus menggunakan akal kita untuk memahami aturan tersebut dan memilih ketika melakukan sesuatu.

Kematian pun mengikuti aturan ini. Contoh pada kasus bunuh diri. Bisa jadi, orang yang melakukan bunuh diri belum saat nya mati. Bisa jadi, Allah sudah menentukan hari kematiannya di waktu yang lain. Tapi, akan menjadi berantakan segala aturan yang ada jika kemudian, misalnya, ada orang yang mencoba bunuh diri dengan minum baygon sampai ber-galon-galon, atau mencoba memegang setrum tegangan tinggi selama berjam-jam, masih hidup juga, alasannya, karena Allah belum menentukan hari kematiannya saat itu. Tidak seperti itu. Allah tidak akan sekonyol itu. Allah memang sudah menentukan saat kematian seseorang, tapi Allah pun tidak akan membiarkan aturan yang Dia buat menjadi berantakan. Karenanya, orang tersebut "harus" mati, agar aturan Allah tersebut tetap berjalan sebagaimana mestinya. Meskipun, sebetulnya, bukan saatnya dia mati. Karena itu lah, Allah melaknat orang-orang yang bunuh diri. Bayangkan, jika orang tersebut masih hidup, tentunya akan menyebabkan berbagai aturan kacau balau, ilmu pengetahuan menjadi berantakan, dan mungkin, akan ada ribuan orang yang mencoba minum baygon sebagai sarapan pagi....heu heu heu.

Kasus kecelakaan mobil atau motor karena ban pecah, tabrakan, rem blong, semuanya mengikuti aturan yang ada. Ban pecah, bisa terjadi karena tertusuk paku, atau tekanan udaranya kurang, atau umur bannya sudah tua, jadi bukan Allah yang memecahkannya, aturan Allah lah yang membuat hal itu terjadi. Kasus kecelakaan lainnya, seperti tabrakan kereta api, pesawat jatuh, kapal tenggelam, semuanya pasti ada sebab nya, dan biasanya karena adanya sunnatullah yang dilanggar. Tapi dari situ, kita seolah-olah ditegur oleh Allah agar melakukan segala sesuatu sesuai dengan aturan dan ukuran yang telah ditetapkan.

Khusus untuk urusan Rezeki dan Jodoh, saya agak kesulitan juga menjelaskannya, karena memang untuk kasus-kasus ini sering terjadi hal-hal yang agak "aneh". Bukan tidak masuk akal, hanya saja pada beberapa kasus cenderung keluar dari aturan-aturan yang ada. Selain itu juga karena adanya persinggungan dengan "takdir" orang lain. Tapi, sebagian besar tetap terikat Sunnatullah yang sudah ada.

Dalam urusan Rezeki, Islam memerintahkan untuk bekerja keras. Ingin kaya, ya bekerja keras. Ingin urusan Rezeki lancar, carilah jalan masuknya rezeki yang baik. Karenanya, biasanya, urusan Rezeki ini berbanding lurus dengan besarnya Usaha, apa yang dikerjakan, dan pada siapa kita bekerja. Jadi, tidak bisa kita mengeluh, "Sudah kerja banting tulang, tapi masih kayak gini-gini aja (miskin)...". Pertanyaannya adalah, apa yang dikerjakan ? Di mana bekerjanya? dan kerja pada siapa ? Kalau kerja keras siang malam, tapi hanya sebagai penarik becak, wajar saja kalau tidak kaya, karena memang pintu nya kecil. Kalau sebagai karyawan, wajar saja gajinya pas-pasan, karena besarnya gaji kita juga ditentukan oleh perusahaan. Tapi, kalau jadi seorang pembicara seminar, wajar saja bayarannya besar. Karenanya, urusan Rezeki sangat berhubungan dengan orang lain juga. Tapi, dunia ini membuktikan bahwa orang-orang yang sukses secara finansial adalah orang-orang yang tahu bagaimana dia harus bekerja, tahu apa yang harus dikerjakan, dan tahu pada siapa dia harus bekerja. Tidak asal, "pokoknya gua kerja". Dan untuk mencapai ke level itu, yang paling dominan adalah kerja keras dan pengetahuan tentang strategi mencari rezeki. Karenanya, agar rezeki menjadi lancar, kita pun harus mengkondisikan diri kita pada situasi yang memang memungkinkan kelancaran rezeki tersebut. Tidak bisa hanya tidur dan diam, lalu berkata, "kalau udah rezeki mah pasti datang sendiri...". Karena itu, keadaan finansial kita sekarang merupakan hasil dari kerja kita diwaktu yang lalu. Kalau misalkan kita kerja selama ini tidak kaya-kaya juga, carilah tempat yang lain, atau pekerjaan yang lain. Tidak mungkin hanya diam saja di tempat tersebut. Kalau misalkan sampai saatnya mati belum kaya juga, setidaknya kita sudah berusaha untuk mencari kualitas hidup yang lebih baik.

Meksipun ada juga kasus-kasus datangnya Rezeki dari arah yang "tidak bisa diduga", tapi biasanya, hal tersebut juga terjadi dari usaha yang kita lakukan sebelumnya. Misalnya, kita sering menolong orang lain, atau berbuat baik kepada orang lain. Sebagai rasa terima kasih, maka orang yang ditolong tersebut memberikan uang atau rezeki lainnya kepada kita. Itu pun, pada dasarnya, akibat usaha kita juga. Jarang sekali ada orang yang kaya akibat nemu duit 1 milyar di jalan. Kalau warisan, itu lain lagi, biasanya warisan tersebut merupakan hasil dari kerja keras orang yang mewariskannya. Penerima waris hanya menerima hasilnya saja.

Nah, untuk urusan jodoh, memang "sepenuhnya" karena keputusan Allah. Biasanya, untuk kasus jodoh ini, campur tangan Allah dirasakan sangat besar. Karena, kadang, sebesar apa pun usaha yang kita lakukan, kalau memang orang yang kita incar tidak suka, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Karena, urusan hati ini, hanya Allah saja yang bisa membolak-balikkannya, tentu saja dengan caraNya yang terkadang tidak bisa kita mengerti. Tapi, tetap saja, orang-orang yang berikhtiar lebih keras, cenderung lebih cepat mendapatkan jodohnya daripada orang-orang yang menunggu datangnya jodoh. Karenanya, kita pun harus introspeksi diri, seberapa besar usaha kita untuk mendapatkan jodoh tersebut...

Lalu, apa fungsinya Do'a ? Nah, Do'a adalah harapan terhadap kondisi ideal yang kita inginkan dan kita minta kepada Allah. Salah satu alasan mengapa Do'a tidak langsung dikabulkan adalah karena Allah lebih mengetahui kondisi kita yang sebenarnya daripada kita sendiri. Karenanya, agar Do'a kita terkabul, sering kali Allah menyiapkan kondisi kita terlebih dahulu. Caranya, mungkin melalui kemantapan hati ketika mengambil suatu keputusan, atau rasa gelisah ketika akan melakukan sesuatu yang salah, yang jelas, bentuk pengabulan do'a ini sangat jarang sekali yang langsung. Misalkan, kita ingin menjadi orang yang sholeh, kemudian kita berusaha untuk mencari lingkungan yang baik agar kita bisa menjadi sholeh. Nah, dalam pencarian itulah, biasanya Allah menolong kita, misalnya dengan memberikan rasa tenang ketika kita bertemu orang-orang yang sholeh, atau ketika berada di lingkungan tersebut, sehingga kita merasa betah berada disana, dan pada akhirnya, karena sering bergaul, pelan-pelan kita pun menjadi orang yang sholeh. Tidak ujug-ujug jadi sholeh, bisa hancur dunia persilatan. Allah hanya memberikan tuntunan, melalui sinyal-sinyal yang dia berikan, keputusan tetap ada pada kita. Jadi, Allah tidak memperlakukan kita seperti bidak catur..."Kamu, ke sini aja ya...? biar ntar ke neraka...." , "Nah, kamu kesana aja...supaya masuk surga.."...Saya kira tidak begitu. Hal tersebut tentu saja tidak adil, percuma saja kita hidup kalau misalkan Allah sudah menentukan "Kamu masuk Surga...", "Kamu masuk Neraka...". Dan untuk apa ada penghisaban di akhirat kalau jelas-jelas kita masuk neraka atau surga.

Dalam buku HAMKA tersebut, dijelaskan bahwa salah satu kemunduran umat Islam, dan menurut saya bangsa Indonesia juga, adalah menghindari Takdir, bukan menghadapinya. Kalau ingin kaya, aturannya bekerja keras, bukan diam atau malas-malasan, sementara kita lebih banyak bermalas-malasan, wajar kalau tidak kaya. Orang yang menghadapi takdir adalah mereka yang bekerja keras, sedangkan yang menghindari adalah mereka yang bermalas-malasan. Jadi,memang benar kalau segala yang baik itu datangnya dari Allah, karena Dia sudah menentukan segala sesuatunya dengan baik, kalau kita mengikuti dan memahami aturan-aturan yang ada, kita akan menemukan takdir yang baik. Sementara segala macam bencana, kecelakaan pada dasarnya memang hasil perbuatan dan kelalaian manusia juga. Contoh, banjir bandang, logikanya, banjir tersebut tidak perlu terjadi,jika hutan-hutan yang ada mampu menahan dan menyerap air tersebut. Tapi, karena hutan tersebut gundul, mengalirlah air tersebut tanpa hambatan, terjadilah banjir bandang. Siapakah yang menggundulinya ? Manusia juga. Jadi, bentuk "teguran" yang terjadi, biasanya sesuai atau akibat dari apa yang dilakukan oleh manusia.

Fenomena-fenomena alam yang terjadi juga, pada dasarnya adalah sunnatullah agar alam semesta ini tetap stabil. Gempa Bumi, letusan gunung merapi, dan lain-lain. Hanya saja, mungkin, pada saat itu Allah benar-benar "turun tangan" agar manusia tidak sombong dan lalai. Contoh pada kasus Tsunami di Aceh, mungkin yang terjadi pada saat itu bukan hanya semata-mata fenomena alam biasa, tapi mungkin memang Allah memberikan teguran secara langsung. Meskipun, secara ilmiah, masih bisa dijelaskan.

Intinya, campur tangan Allah di dunia ini, "diwakili" oleh ketentuan yang sudah Dia gariskan. Tidak turun tangan langsung seperti mengatur bidak-bidak catur. Dalam kehidupan kita, kita tidak bisa lepas dari aturan-aturan (ketentuan) tersebut. Bagaimanapun jalan kita, kita terikat oleh ketentuan tersebut. Namun, kita pun dibekali akal untuk memahami aturan-aturan tersebut, sehingga ketika kita memutuskan untuk melakukan sesuatu, kita tidak bertindak bodoh dan celaka karena melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan ketentuan. Namun, terkadang, dalam beberapa hal, Allah benar-benar mengambil alih dan "menyentil" kehidupan kita dengan caranya yang tidak bisa kita pahami.

Jadi, selamat menentukan arah takdir ...

Wallahualam,


(*...Komentator : Hihihi...Lha, elu, kenapa juga belum dapet jodoh, pasti karena kurang usaha kan..?...*)
(*...Komentator : MAKANYA, USAHA DONG!!! IKHTIARRRRRRRRR..!!!!...JANGAN DIEM AJA!!!!*)
(*...Penulis : DIAAAAAMMMMMM!!...*)
(*...Komentator : Dasar!! Penulis yang anehhh...:p...*)


Hanya sedang ingin berbicara tentang misteri hidup....
S3K3L04A. 020706.20:06.
Copyright © 2006 Bom Bye
Design : Donny Reza